Rabu, 24 Juni 2015

BUDAYA, MAKANAN DAN CIRI KHAS PALANGKARAYA

1.Tentang Palangkaraya

Kota Palangka Raya atau Palangkaraya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Dahulu dikenal dengan Palangkaraja (1957-1972). Kota ini memiliki luas wilayah 2.400 km² dan berpenduduk sebanyak 220.962 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 92.067 jiwa tiap km² (hasil sensus penduduk tahun 2010). Sebelum otonomi daerah pada tahun 2001, Kota Palangka Raya hanya memiliki 2 kecamatan, yaitu: Pahandut dan Bukit Batu. Kini secara administratif, Kota Palangka Raya terdiri atas 5 kecamatan, yakni: Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, Sebangau, dan Rakumpit.

Kota ini dibangun pada tahun 1957 (UU Darurat No. 10/1957 tentang Pembentukan Daerah Swantra Tingkat I Kalimantan Tengah) dari hutan belantara yang dibuka melalui Desa Pahandut di tepi sungai kahayan. Palangka Raya merupakan kota dengan luas wilayah terbesar di Indonesia. Sebagian wilayahnya masih berupa hutan, termasuk hutan lindung, konservasi alam serta Hutan Lindung Tangkiling.
Dengan banyaknya kemacetan lalu lintas di Jakarta, pada akhir bulan Juli dan awal Agustus 2010, muncul beberapa wacana untuk memindahkan Ibukota Indonesia ke Palangkaraya. Luas Palangkaraya setara 3,6 x luas Jakarta.
 https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palangka_Raya

2.Budaya

Tiwah
Upacara adat keagamaan ini merupakan bagian dari kepercayaan umat Hindu Kaharingan, yaitu agama tertua di Kalimantan. Ritual ini adalah prosesi menghantarkan roh leluhur atau sanak keluarga yang telah meninggal dunia menuju alam baka, dengan cara  menyucikan dan memindahkan sisa-sisa jasad yang berupa tulang belulang dari liang kubur ke tempat yang dinamakan Sandung. Ritual ini juga dilengkapi persembahan hewan yang biasanya berupa kerbau, oleh sebab itu biaya yang dikeluarkan untuk melakukan ritual ini cukup mahal.
Festival Budaya Isen Mulang
Festival seni dan budaya tahunan yang dilaksanakan sebagai wujud apresiasi pemerintah dan masyarakat Kota Palangka raya atas pe-ninggalan adat istiadat leluhur ini diadakan setiap bulan April. Dalam festival ini ditampilkan berbagai perlombaan tradisional seperti tari tradi- sional, Karungut, Malamang, Mangenta, masakan tradisional, melukis ornament Dayak, seni bela diri Lawang Sakepeng serta pemilihan Putra Putri Pariwisata.
 Kontes Putra Putri Pariwisata
Kontes pemilihan Putra Putri  perwakilan dari seluruh wilayah di Kota Palangka Raya yang memiliki kemampuan lebih di bidang   Pariwisata, yang mencakup pengetahuan tentang Pariwisata di  daerahnya, Bahasa Inggris, public speaking dan kepribadian. Kontestan yang terpilih nantinya akan ikut   berperan aktif mempromosikan pariwisata Kota Palangka Raya ke daerah lain atau bahkan keluar negeri. 
Kuliner khas yang patut untuk dicoba jika Anda datang ke Kota Palangkaraya adalah Juhu singkah. Juhu singkah atau sayur rotan merupakan makanan khas dari Suku Dayak yang terbuat dari umbut rotan dan dihidangkan dengan ikan betok. Umbut rotan yang merupakan bahan dasar masakan ini bisa didapatkan di kawasan hutan. Selain juhu singkah, Kota Palangkaraya juga menawarkan berbagai macam hidangan ikan air tawar atau sungai, diantaranya adalah tanak lauk, panggang lauk, saluang goreng, dll. Bagi Anda yang ingin membawa buah tangan bagi keluarga di rumah, di Kota Palangkaraya juga terdapat beberapa oleh-oleh makanan khas Kota Palangkaraya, diantaranya abon ikan, saluang goreng, amplang ikan pipih dan lempok dahuyan
http://www.utiket.com/id/obyek-wisata/palangkaraya/panduan-wisata-palangkaraya.html

4.Ciri Khas

Jembatan Kahayan merupakan landmark (icon) Kota Palangkaraya, Propinsi Kalimantan Tengah. Palangkaraya sendiri merupakan kota terluas di Indonesia dengan luas sekitar 2.678 km persegi. Jembatan Kahayan membelah Sungai Kahayan dan menghubungkan Kota Palangkaraya dengan 4 kabupaten : Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara dan Murung Jaya. Walaupun peresmian jembatan dilakukan pada tanggal 13 Januari 2002 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri saat itu, namun pembangunan Jembatan Kahayan dimulai pada tahun 1995 dan selesai pada tahun 2001.

Jembatan sepanjang 640 m dan lebar 9 meter ini memiliki bentang busur berwarna merah sepanjang 150 m dan tinggi 36 m yang berada tepat di atas jalur pelayaran Sungai Kahayan. Selain sebagai jalur transportasi, jembatan ini juga banyak dimanfaatkan oleh warga setempat sebagai tempat hang-out di pinggir jembatan sambil melihat aktifitas di Sungai Kahayan seperti: hilir mudik nelayan yang mencari ikan, para atlet dayung berlatih di bawah jembatan ataupun hanya sekedar menikmati pemandangan Sungai Kahayan dari atas jembatan. Banyak juga pedagang yang mangkal dan menjajakan dagangannya di atas jembatan ini.




2 komentar:

  1. mungkin ini sudah rejeki saya,tanpa di sengaja kemarin saya buka2 internet,saya lihat postingan dari pak mansur tentan MBAH BUDI HARTONO.katanya bisa membantu orang melunasi hutang melalui program pesugihan,jadi saya memberanikan diri untuk hubungi,karna ekonomi sangat susah,semenjak usaha bangrut,syukur alhamdulillah MBAH BUDI HARTONO mau membantu saya,saya di kasi pesugihan dana gaib 5Miliar.terima kasih banyak MBAH,usaha yang dulunya bangrut,kini sudah saya bangun kembali,berkat bantuan MBAH.rencana saya dan keluarga,mau datang ketempat MBAH untuk silatuh rahmi,bagi saudarah2 yang ingin merubah nasib seperti saya,silahkan hubungi O85_256_077_899 MBAH BUDI HARTONO untuk info lebih lengkap buka blog MBAH agar lebih di mengerti KLIK PESUGIHAN DANA GAIB silahkan buktikan sendiri,karna saya sudah membuktikan,ingat kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya,inilah kisah nyata dari saya PAK SUTOMO tanpa rekayasa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ORANG JAMAN SEKARANG, MENANG MAIN JUDI AJA PAKE ALHAMDULILLAH, GENERASI MICIN

      Hapus